Saturday 3 March 2012

Masuk Angin

Di musim penghujan yang dingin ini, masuk angin adalah penyakit paling populer di negeri kita. Penyakit "penting tetapi nggak penting" ini tidak ada dalam bahasan ilmu kedokteran, kenyataannya, jumlah penderitanya cukup banyak.
Bermukim selama sepuluh tahun di Kanada, kosa kata "masuk angin" sudah jarang diingat oleh Zara Zettira. "Benar lho, habis saya nggak pernah masuk angin di Kanada," ucap perempuan yang sudah menerbitkan 15 novel ini ketika bertemu GHS, dalam acara peluncuran buku terbarunya di Jakarta, Desember silam. Baru ketika pulang ke Indonesia, dia kembali akrab dengan penyakit masuk angin.
Tahukah Anda, hanya orang Indonesia yang menderita masuk angin? Orang asing tidak pernah mengalaminya. Kalangan ekspatriat di Indonesia tentu bingung dengan istilah masuk angin, penyakit yang dipahami disebabkan angin yang masuk ke tubuh.
Mereka baru manggut-manggut tanda mengerti setelah mendengar katacatching cold. Istilah masuk angin ini paling tepat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi catching cold. Dan masuk angin yang ini rupanya sering dibahas dalam forum kaum ekspat di Internet.
Angin tak diundang
Buat masyarakat awam di Indonesia, angin adalah biang keladi penyebab sakit. Masuknya angin ke dalam tubuh menjadikan pencernaan tak beres, mengalami gejala-gejala flu, kedinginan, suhu tubuh di atas normal seperti demam, ingin muntah, dan keluar keringat dingin.
Kita kerap langsung menyebut masuk angin setiap kali merasa badan tak enak. Derita badan tak enak karena masuk angin ini umumnya terjadi di masa pergantian cuaca dari musim kemarau ke penghujan atau sebaliknya. Di masa peralihan itu angin seringkali bertiup kencang. Angin sering disalahkan karena masuk ke tubuh tanpa permisi dan menyebabkan badan terasa tak enak.
Saat di musim bukan pancaroba pun "angin tak diundang" ini sering menghinggapi orang-orang tertentu. Utamanya penyakit ini acapkali singgah di tubuh orang yang suka begadang, kurang tidur atau kurang istirahat. Gara-gara angin, penderitanya jadi merasa tak enak badan ketika bangun di pagi hari.
Angin juga sering dituduh masuk ke tubuh tanpa permisi ketika tubuh terekspos angin yang bertiup kencang. Seperti pengalaman artis sinetron Nicky Tirta ketika syuting film Pulau Hantu II. Ia harus naik sampan sampai ke tengah laut pada pukul dua dini hari, sehingga menggigil kedinginan terkena angin pantai. Usai syuting, ia mengaku masuk angin.
Masuk angin ini termasuk "penyakit penting tetapi nggak penting". Penting sebab meskipun di luar negeri tidak dikenal, di Indonesia banyak sekali penderitanya. Bisa dianggap nggak penting sebab ini termasuk penyakit yang hilang sendiri setelah penderitanya minum teh manis hangat atau air jahe hangat dan kerokan.
Terpapar dingin
Apa sih sebenarnya masuk angin itu? Dr. Handrawan Nadesul mengatakan secara medis tak ada istilah penyakit masuk angin. Hanya orang Indonesia saja yang mengistilahkan masuk angin. "Masuk angin itu identik dengan catch cold gara-gara lama terpapar udara dingin," katanya.
Dr. Diah Novianti yang berpraktik di Path Lab Sunter, Jakarta, sempat menganggap masuk angin sekadar mitos di dunia kedokteran. "Kenyataannya di lapangan banyak sekali penderitanya," sebutnya.
Definisi masuk angin menurut hasil pengamatannya selama berpraktik adalah kumpulan gejala yang terjadi akibat gabungan kelelahan fisik, terlambat makan, dan stres pikiran. Karena gabungan ketiga hal itu, terjadilah pembentukan gas berlebihan di lambung dan usus. "Kemudian timbul perasaan penuh di usus diikuti mual dan muntah. Kalau sudah begini kejadiannya, inilah yang disebut masuk angin," paparnya.
Tentu saja bukan gara-gara angin nakal yang masuk tanpa permisi ke dalam tubuh kita.
Sirkulasi terhambat
Cuaca dingin, bukan angin, yang memicu terjadinya masuk angin. Cuaca dingin yang menyergap tubuh kita itu menimbulkan mekanisme vasoconstriction atau penyempitan pembuluh darah. Sebenarnya penyempitan pembuluh darah ini merupakan mekanisme tubuh untuk menjaga agar tidak terjadi pengeluaran kalori berlebihan dari tubuh, sehingga tubuh tidak perlu mengalami penurunan suhu atau hipotermia.
Namun, dampak kurang menyenangkan dari penyempitan pembuluh ini adalah peredaran darah kita jadi kurang lancar. Akibatnya, hasil metabolisme, berupa asam laktat, terakumulasi pada otot-otot. Inilah yang membuat badan jadi terasa pegal-pegal.
Perihal perut kembung terisi gas, bisa terjadi akibat cuaca dingin yang menyebabkan perlambatan gerak peristaltik usus. Perlambatan ini yang menyebabkan gas tertampung di saluran cerna, sehingga perut terasa kembung dan penuh.
Cuaca dingin juga dapat menyebabkan rambut-rambut sel di saluran napas lambat bergerak. Padahal, mereka berfungsi untuk mengeluarkan lendir, bakteri, dan virus. Perlambatan ini juga menyebabkan kita jadi rentan terkena infeksi seperti batuk, pilek, dan lain-lain.
Sup panas
Meskipun tidak mengenal istilah masuk angin, orang dari belahan dunia Barat mengatasi gejala pegal linu, kembung, batuk pilek, pusing, mual, dan lain-lain itu dengan makan sup panas, minum obat flu yang dijual bebas, dan beristirahat di tempat tidur yang hangat. Tindakan mereka ini sama dengan yang dianjurkan para dokter.
"Secara medis, dokter akan memberi parasetamol, vitamin, dan penenang. Dianjurkan pasien untuk beristirahat," katanya.
Beda dengan masyarakat Barat, masyarakat Indonesia khususnya dari Pulau Jawa mengatasi masalah masuk angin dengan minum teh hangat atau air jahe hangat. Untuk menghangatkan badan, tubuh dibaluri minyak telon atau minyak kayu putih. Meski demikian, tindakan yang paling populer untuk mengusir angin adalah kerokan.
"Dalam ilmu akupuntur, sebetulnya kerokan sangat membantu sekali untuk mengatasi masuk angin. Begitu pula jahe. Namun, kita mesti hati-hati dengan jahe. Alih-alih menyembuhkan masuk angin, buat penderita keluhan lambung, jahe bisa membuat iritasi lambung jadi tambah parah," ujar Dr. Diah.

0 komentar:

Post a Comment